Rasanya belum belum sah datang ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan bila belum mengunjungi pasar terapung Sungai Barito. Keberadaan pasar terapung sudah terkenal di seluruh Indonesia sebagai salah satu obyek wisata, sehingga alangkah ruginya apabila yang sudah datang ke Banjarmasin tidak menyempatkan diri untuk sekadar berbelanja sambil menikmati tenangnya Sungai Barito. Pasar tradisional yang mungkin hanya ada satu-satunya di Tanah Air itu sudah menjadi salah satu obyek wisata andalan di daerah tersebut. Oleh karena, siapa saja yang datang ke Banjarmasin, selalu menyempatkan diri untuk berkunjung ke pasar terapung yang berada di Sungai Barito yang membelah kota tersebut.
|
Pasar Terapung di Sungai Barito |
Dinamakan pasar terapung, karena memang transaksi jual beli dilakukan di perahu yang berukuran kecil dan sedang. Barang yang dijual hampir sama dengan pasar-pasar yang ada di daratan. Dan umumnya kebutuhan makanan sehari-hari, seperti ikan, sayur-sayuran, dan buah-buahan. Di pasar terapung juga ada pedagang yang menjual makanan siap saji, seperti kopi, teh, kue, nasi untuk sarapan dengan berbagai menu, seperti soto banjar, ikan goreng, dan sate.
"Kalau duduk di warung kopi sudah biasa dan hampir ada di setiap daerah, tapi minum kopi atau teh sambil makan sepotong kue di dalam perahu suatu hal yang berbeda, karena tidak bisa dilaksanakan setiap hari".
Untuk menuju ke pasar terapung yang masuk dalam wilayah Desa Kuin Alalah, Banjarmasin Utara itu pengunjung harus pagi-pagi datang ke pelabuhan di Desa Kuin Utara atau tepatnya berada di depan Masjid Sultan Suriansyah. Pasar terapung tersebut hanya ada pada pagi hari yakni mulau pukul 06.30 sampai 08.00 WITA. Kalau sudah melewati jam tersebut, maka sudah tidak ada lagi. Bagi turis beragama Islam, biasanya menunaikan Shalat Subuh di masjid yang bangunannya terbuat dari kayu ulin tersebut. Baru berangkat ke pasar terapung dengan menggunakan perahu bermesin yang berpenumpang maksimal 10 orang.
Pasar terapung merupakan salah satu obyek wisata andalan di Banjarmasin karena hampir setiap hari rata-rata 100 orang wisatawan baik dalam maupun luar negeri selalu menyempatkan untuk datang ke lokasi pasar terapung tersebut. Pada umumnya mereka sangat menikmati perjalanan wisata tersebut karena selain ke pasar terapung, wisatawan juga menikmati kehidupan masyarakat yang berada di sepanjang daerah aliran sungai yang rumahnya semua terbuat dari kayu. Kayu yang digunakan untuk rumah tersebut merupakan kayu jenis ulin, sehingga semakin lama terendam akan semakin kuat.
|
Pasar Terapung di Sungai Barito |
Dalam perjalanan di Sungai Barito, pengunjung juga bisa mengunjungi tempat yang tidak kalah uniknya dari pasar terapung itu sendiri, yaitu Pulau Kembang. Pulau yang berada di tengah Sungai Barito itu ditumbuhi pohon khas Kalimantan dan dihuni kawanan monyet ekor panjang dan bekantan (moyet hidung mancung). Sampai di dermaga Pulau Kembang, para pengunjung langsung disambut monyet ekor panjang yang biasanya mengincar makanan. Sepertinya kawanan monyet tersebut mengetahui para pengunjung membawa makanan, seperti pisang, sehingga binatang ekor panjang itu langsung berkumpul di dermaga ketika ada tamu yang datang. Untuk masuk ke kawasan pulau tersebut, pengunjung harus membayar, untuk turis domestik hanya Rp 5.000 sedangkan turis asing Rp 25.000 per orang.
No comments:
Post a Comment